Artikel Inspiratif

Menapaki Kebesaran: Kisah Sukses Owner PO Haryanto dengan Ratusan Armada Bus

BeeCara | Perusahaan Otobus (PO) Haryanto yang berkantor pusat di Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus merupakan salah satu PO yang sekarang sedang gencar merambah pelayanan ke beberapa wilayah.

Adalah Haji Haryanto lahir pada tahun 1959 yang berawal dari keluarga dengan ekonomi serba kekurangan namun bisa menggapai kesuksesan dari usaha yang ditekuninya

Ibunya bernama Sutami, seorang pedagang di pasar. Sedangkan bapaknya adalah Muhammad Sipan, seorang buruh serabutan. Haryanto sendiri merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara. Karena himpitan ekonomi, Haryanto kecil tahu pasti bagaimana perjuangan kedua orang tuanya membesarkan anak – anaknya.

BACA JUGA  Masyarakat Wonogiri Perantau Tangguh dan Ulet

Dia menuturkan, meski anak ke enam, ia adalah anak laki – laki pertama di keluarga. Sebab itu, kata dia, dari kecil sudah ikut kerja keras untuk bantu ekonomi keluarga. Setelah lulus SD, pada tahun 1974 Haryanto masuk sekolah teknik negeri (STN). Sekolah setara SMP pada masa sekarang.

Hasil kerja dan jualan es, tuturnya, semua diberikan kepada orang tuanya untuk kebutuhan keluarga. Usai lulus sekolah teknik negeri (STN) di tahun 1977, dia mengaku harus mengurungkan niatnya untuk meraih mimpinya jadi TNI. Lagi – lagi penyebabnya adalah himpitan ekonomi keluarga.

Hingga pada tahun 1979, lanjutnya, ia mendaftar menjadi Tentara Nasional Indonesi (TNI) dan lolos. Setelah diterima, Haryanto ditugaskan di Batalyon Arteri Pertahanan Udara Ringan 01 Kostrad di Tangerang. Saat itu, dia mengaku bangga dan bahagia bisa jadi seorang prajurit seperti yang dicita – citakan.

BACA JUGA  Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Perjalanan Wisata

Pada tahun 1982, lanjutnya, ia mendapat kenaikan pangkat yang mulanya prajurit dua jadi perajurit satu. Di situ dia nekat mempersunting dara pujaan hatinya bernama Suheni. Setelah menikah kata dia, dengan gaji hanya Rp 18 ribu sebulan dan jatah beras 16 Kilogram saat itu, ia memboyong istrinya hidup mengontrak.

Awal Kesuksesan Haryanto

Setelah menikah setahun kemudian, dia punya anak. Dengan gaji pas – pasan ia pun memutar otak agar punya penghasilan tambahan. Hingga Haryanto memutuskan setiap pulang dinas, ia kerja jadi sopir angkutan kota.

Dalam setahun, mobil angkotnya itu sudah lunas. Dan di tahun berikutnya, Haryanto beli angkot lagi secara kredit. Di tahun 1987, dia mengaku ada rezeki dan mengajak istri dan ibundanya untuk haji. Kata dia, sepulang dari haji, bisnis angkotnya berkembang pesat. Bahkan dia juga punya showroom mobil angkot juga.

BACA JUGA  Mendekati Bisnis Properti dengan Percaya Diri: Tips untuk Pemula

Pada tahun 1998, Indonesia krisis moneter. Pada saat itu, banyak angkot yang dijual murah. Saat itu dia membeli banyak mobil angkutan kota. Setelah moneter lewat dan ekonomi membaik pada tahun 2000, dia memutuskan pensiun dini dengan pangkat kopral kepala. Di tahun yang sama, sebagian besar angkotnya dijual untuk dibelikan lima bus trayek Cikarang – Tangerang.

Namun sayang, usaha bus trayek tersebut tidak jalan. Kemudian busnya dialihkan trayek Jakarta – Kudus dan sekitarnya. Menurutnya, saat itu respon masyarakat bagus. Banyak masyarakat yang naik Bus Haryanto.

Dia pun bersyukur, usaha PO Bus Haryanto selalu berkembang hingga sekarang. Kata dia, PO Haryanto sekarang punya sekitar 240 armada yang melayani berbagai trayek tujuan Jabotabek, Bandung, sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Serta juga ada armada pariwisata.

BACA JUGA  Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Perjalanan Wisata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button