Kontroversi Pendidikan Anak: Apakah Benar Berbohong Kecil Tidak bermasalah untuk Mendidik Anak?

BeeCara | Sering ketika ada anak Anda menangis dan tak mau diam, Anda bertaktik dengan mengatakan, “Adik jangan nangis ya? Nanti kalau udah gak nangis lagi Adik akan ayah belikan baju baru”. Atau “Adik di rumah aja, ntar kalau pulang ibu bawakan es cream.” Mungkin dalam benak Anda mengatakan demikian; berbohong kecil tak apa asal untuk mendidik.
Kejadian seperti itu mungkin sering ayah dan bunda lakukan. kebohongan kecil, supaya anak tenang dan tidak ribut. Tidak sekali-dua kali, tetapi sering sekali ayah dan ibu berbohong pada anak hanya supaya si anak diam dan tidak memaksakan maunya lagi. Cara diatas memang efektif dan terbukti jitu untuk membujuk anak supaya tidak menangis.
Dengan mengatakan janji tersebut, dengan cepat anak yang menangis akan diam. Namun, apakah perilaku demikian tidak akan berdampak bagi anak Anda? Apakah nanti perilaku berbohong tersebut akan ditiru oleh anak Anda nanti?
Pada awalnya, anak akan percaya dengan semua apa yang Ayah dan ibu katakan dan mengerti bila dikasih tahu oleh Ayah dan ibu. Karena semua anak pasti percaya pada orang tuanya. Namun, ketika mereka beranjak besar, dan mampu menelaah apa yang dikatakan oleh orang tua meraka, disaat itulah akan ada pemberontakan dari mereka. Mereka mulai melawan dan mulai susah diatur. Mereka mulai tidak menuruti lagi perintah Ayah dan Ibunya.
Selain itu, mereka juga akan melakukan kebohongan-kebohongan tertentu. Karena keinginannya tak semuanya dituruti oleh ayah atau ibu, sehingga cara termudah untuk mendapatkan ijin ya dengan berbohong. Awalnya, mereka tak memahami maksud dari berbohong. Mereka juga tak tahu mengapa berbohong itu tidak baik. Yang mereka tahu, dengan berbohong bisa memperoleh keinginannya. Pada saat Anda tahu anak sudah mulai berbohong, maka Anda wajib waspadaSelain mungkin karena kebiasaan Anda dalam mendidik dengan kebohongan-kebohongan kecil, sehingga langsung atau tidak perilaku itu ditiru oleh anak Anda. Ingat, anak adalah pembelajar yang cukup cerdas. Dia bisa menginternalisasi informasi-informasi yang ada dilingkungannya. Apalagi informasi tersebut berupa tindakan. Akan semakin cepat anak anda belajar.
Tentu akan sangat disayangkan. Potensi kecerdasan yang luar biasa tersebut tak dimaksimalkan untuk belajar yang lebih baik. Ini menjadi tugas Anda sebagai orang tua untuk merubah kebiasaan keliru selama ini. Belum terlambat untuk merubah. Tak ada konsep mendidik dimanapun akan dibenarkan jika didalamnya mengandung unsur kebohongan.
Langkah baik tidak berbohong
Karena telah menjadi kebiasaan,
kebohongan-kebohongan kecil itu terkadang keluar tanpa sengaja. Tanpa ada pertimbangan apapun nantinya, seolah-olah kebohongan kecil itu tak akan ada efeknya bagi anak nanti. Hanya supaya anak cepat berhenti nangisnya dan tidak merengek lagi, kebohongan itu dilakukan.
Merasa malas
Bisa jadi orang tua merasa malas terlalu panjang dan lama untuk menjelaskan dan membujuk anak. Maka, jalan pintas yang dipilih. Padahal kebohongan, sekecil apapun berdampak besar pada anak kita. Selain akan ditiru, anak Anda bisa tidak dapat lagi percaya pada Anda. Anak tidak dapat membedakan apakah perkataan orang tuanya jujur atau tidak.
Lebih parah lagi bila anak menganggap semua perkataan Anda adalah bohong. Akibatnya, anak Anda mulai tidak menuruti apa kata orang tua. Efeknya sejak kecil tak terasa. Namun, jika telah besar akan berdampak serius dan akan semakin sulit untuk dirubah dan kendalikan. Lalu apa yang harus dilakukan oleh Anda sebagai orang tua?
Selalu berkata jujur
Selalu berkata jujur kepada anak. Jelaskan dengan kalimat yang sederhana dan dapat dimengerti anak, kenapa keinginannya tidak bisa kita penuhi. Memang akan butuh waktu lebih lama untuk memberikan pengertian, karena anak pasti akan menangis.
Selain itu, ada cara yang lebih bijak untuk menenangkan anak Anda yang rewel dan nangisnya tak mau diam. Salah satu hal yang mungkin bisa Anda coba adalah dengan memberi sentuhan padanya. Entah dengan memeluk, memangku, menggendong dan yang lainnya. Sambil menatap matanya, katakan dengan bahasa lembut. Katakan apa adanya secara jujur dan terbuka. Misalnya mengapa anda tak bisa mengajak anak anda karena harus bepergian keluar kota untuk bekerja. Bisa bilang, karena jauh nanti adik bisa kelelahan dan akibatnya bisa sakit.
Jika masih menangis, itu wajar. Sebab, mereka belum memahami alasan kenapa keinginannya tak bisa terpenuhi.Anda perlu bersabar dalam memberi pengertian kepada anak. Mungkin akan sulit di awal, namun bila Anda konsisten memberikan pengertian kepada anak dan selalu mengajak anak bicara, maka anak akan mengerti dan semakin lama akan semakin mudah dalam memberikan pengertian kepada anak. Sehingga tak ada alasan dalam benak Anda untuk berkelit tak apa berbohong kecil asal untuk mendidik dan menenangkan anak.
Yuk, kita ajarkan anak untuk bersikap jujur, dengan memberikan contoh kepada anak kita.